Rabu, 11 Februari 2009

tema pendidikan

PENDIDIKAN NASIONAL

















OLEH HASTUTIK

Assalamualaikum wr.wb.

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga pada pagi ini kita dapat berkumpul bersama-sama di ruangan gedung yang nyaman ini, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei tahun ini.

Kita peringati hari pendidikan nasional, karena melalui pedidikan mampu menciptakan bangsa kita menjadi bangsa yang maju, cerdas dan trampil serta bangsa yang kuat, sehingga tidak akan mudah dijajah dan ditindas oleh bangsa lain. Terbukti dengan munculnya ratusan bahkan ribuan professor, doktor, insinyur, dokter, kolonel, mayor, jendral, letnan jendral, jendral, teknolog, teknorat, sarjana hukum, ulama, Phd, MSc, MA, MBA, Med, baik mereka itu menjadi pendidik, guru, dosen, guru besar, ilmuwan, peneliti, lurah, camat, bupati, gubernur sampai Presiden, politikus, hakim, antariksawan, pilot, dan negarawan yang kita miliki sekarang semuanya adalah hasil dari proses pendidikan.

Dari mereka itulah bangsa kita dapat maju dan membangun yang mana hasil-hasilnya dapat kita rasakan bersama. Demikian ini karena pendidikan merupakan media dan proses kegiatan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta dapat mengangkat harkat dan martabat manusia hingga mencapai kedudukan yang tinggi, sesuai firman Allah taala yang artinya :

“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” ( QS.58 Al Mujadilah : 11)

Kiranya kita patut bersyukur, sejak tahun 1945 negara kita merdeka hingga sekarang, perkembangan dan kemajuan pendidikan yang kita miliki sangat banyak. Dari tahun ke tahun semakin bertambah, baik sekolah-sekolah negeri maupun swasta. Berapa jumlah TK, SD, SMP, SMA, Akademi, Institut dan Universitas yang kita miliki ? tentunya tidaklah mudah menghitungnya, karena tersebar di seluruh penjuru tanah air. Bahkan di sana sini terus berkembang pendiri sekolah-sekolah atau universitas baru, bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Setiap saat kita lihat melalui televisi adanya acara Universitas dan ruang pendidikan dengan berbagai macam kegiatannya, termasuk wisuda para sarjana dan berbagai macam disiplin ilmu. Berbagai gelar kesarjanaan telah mereka raih.

Kita juga bersyukur, karena sekarang kita telah memiliki Undang-undang RI No. 2 th.1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maupun peraturan pelaksanaannya tentang pendidikan Prasekolah, Dasar, Menengah, Tinggi, Luar Biasa dan Luar Sekolah. Bahkan tentang tenaga pendidikan, peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional, serta gelar dan sebutan Lulusan Perguruan Tinggi, semua telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah. Demikian karena pendidikan Nasional mempunyai kedudukan yang tinggi dan besar nilainya dalam pembangunan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai kader-kader penerus perjuangan bangsa.

Pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, patriotik dan cinta tanah air, selalu dikembangkan secara inovatif, sehingga memerlukan perubahan dan pembaharuan. Seperti pendidikan Dasar yang semula 6 tahun menjadi 9 tahun, begitu pula tenaga diupayakan sesuai kualifikasi ijazah.

Oleh karenanya, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional ini, hendaknya pendidikan nasional perlu terus ditata, dikembangkan dan dilengkapi berbagai macam sarana dan prasarananya mulai tingkat prasekolah sampai pendidikan tinggi, baik umum maupun kejuruan dengan berbagai macam sistem pengajaran efektif dan modern. Begitu pula perlu adanya peningkatan di bidang penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengabdian masyarakat, sesuai kebutuhan pembangunan dewasa ini. Demikian pula upaya-upaya lain sebagaimana telah diamanatkan dalam GBHN.

Dan tentunya setiap kita memperingati Hari Pendidikan Nasional, kita selalu ingat dan mengenang jasa besar seorang tokoh pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara yang telah berjung melawan penjajah melalui pendidikan nasional. Beliau profil seorang keturunan bangsawan tinggi Yogyakarta, yang sejak anak-anak tidak pernah menonjolkan kebangsawanannya, bergaul dan bermain dengan anak-anak penduduk biasa. Dilahirkan di Yogyakarta 2 Mei 1889. Beliau hidup pada masa penjajahan Belanda, jumlah sekolah sangat sedikit, yang boleh sekolah hanya anak orang kaya dan bangsawan saja. Beliau sekolah bersama anak-anak Belanda. Semangat kebangsaan yang beliau miliki sejak kecil, membuat dirinya tak pernah takut dengan Belanda, bahkan sering berkelahi dengan anak Belanda demi membela kebenaran dan keadilan. Beliau seorang yang cerdas tekun belajar beribadat. Pernah sekolah kedokteran di Jakarta, dan pernah menjadi wartawan. Cita-citannya amat luhur, senang hidup menderita dan berjiwa sebagai seorang pejuang sejati, rela mengorbankan hartanya untuk mengangkat derajat bangsanya. Saat itu beliau dirikan perkumpulan pergerakan untuk mencapai Indonesia merdeka bersama dua orang temannya, yaitu Douwes Dekker dan dan dokter Cipto Mangunkusumo, yang terkenal dengan sebutan “Tiga Serangkai”. Penjajah Belanda sangat membencinya, beliau ditangkap dan dibuang di negeri Belanda. Namun sedikit pun beliau tak gentar, sekalipun berkali-kali keluar masuk penjara. Keluar dari penjara beliau mendirikan perguruan nasional Taman Siswa, melalui pendidikan nasional beliau berusaha memupuk semangat kebangsaan dalam dada pemuda-pemuda Indonesia. Melihat perkembangan Perguruan Nasional Taman Siswa dengan pesatnya tersebar ke seluruh Indonesia, maka Belanda merasa takut dan mengancam membubarkannya. Ki Hajar Dewantara semakin semangat berjuang terus tak sedikit pun takut ancaman Belanda itu. Perkembangan pendidikan nasional akhirnya semakin berkembang hingga sekarang dan beliau ciptakan cara-cara mendidik yang berjiwa nasional yaitu :

- ing ngarso sung tulodo

- ing madya mangun karsa

- tutwuri handayani

Maka kata “Tutwuri handayani” sekarang tetulis pada lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dari keteladanan perjuangan Ki Hajar Dewantara itu, membuktikan betapa besar jasa beliau terhadap pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Untuk menghormati dan mengenang jasa-jasanya, maka tanggal kelahiran beliau 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional, seperti yang kita peringati hari ini.

Begitulah kiranya sekilas memperingati hari pendidikan nasional pada kali ini, mudah-mudahan menjadi motivasi kita untuk meneruskan perjuangan beliau Ki Hajar Dewantara melalui pembangunan pendidikan nasional.

Demikianlah kurang lebihnya mohon maaf dan terima kasih

Akhirul kalam, Wassalamualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar